Pemberian makanan tambahan merupakan salah satu strategi yang efektif dalam pencegahan stunting di desa. Makanan tambahan yang kaya akan nutrisi dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yang berisiko stunting atau mengalami masalah gizi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan tambahan:

1. Identifikasi anak berisiko: Penting untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko stunting atau mengalami masalah gizi. Hal ini dapat dilakukan melalui pemantauan pertumbuhan di Posyandu atau melalui kerja sama dengan petugas kesehatan setempat. Anak-anak yang terdeteksi berisiko atau mengalami masalah gizi perlu diberikan perhatian khusus dalam pemberian makanan tambahan.

2. Konsultasi dengan petugas kesehatan: Sebelum memberikan makanan tambahan kepada anak-anak, penting untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan atau ahli gizi. Mereka dapat memberikan panduan tentang jenis makanan tambahan yang sesuai dengan kebutuhan anak, serta dosis dan frekuensi pemberiannya.

3. Makanan tambahan yang kaya gizi: Makanan tambahan yang diberikan harus mengandung nutrisi yang penting untuk pertumbuhan anak, seperti protein, zat besi, vitamin A, dan zat gizi lainnya. Contoh makanan tambahan yang baik adalah bubur bayi yang diperkaya, suplementasi zat besi, atau makanan kaya protein seperti ikan, daging, atau kacang-kacangan.

4. Pemberian makanan tambahan secara teratur: Konsistensi dalam pemberian makanan tambahan sangat penting. Anak-anak perlu diberikan makanan tambahan secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Jangan lupa untuk memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang sesuai dengan usia anak.

5. Edukasi kepada orang tua: Orang tua atau pengasuh anak perlu diberikan edukasi tentang pentingnya pemberian makanan tambahan yang tepat. Mereka perlu memahami cara menyiapkan, memberikan, dan menyimpan makanan tambahan dengan benar. Edukasi juga harus mencakup informasi tentang gizi seimbang dan praktik makan yang baik.

6. Monitoring dan evaluasi: Penting untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak setelah diberikan makanan tambahan. Hal ini dapat dilakukan di Posyandu atau melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan. Monitoring dan evaluasi akan membantu mengidentifikasi apakah pemberian makanan tambahan efektif dalam meningkatkan status gizi anak dan mencegah stunting.

Pemberian makanan tambahan harus diintegrasikan dengan upaya lain dalam pencegahan stunting, seperti penyuluhan gizi, perbaikan sanitasi, dan perhatian terhadap praktik makan yang baik. Kolaborasi antara petugas kesehatan, orang tua, dan masyarakat adalah kunci dalam memastikan keberhasilan pencegahan stunting di desa.